Friday, July 30, 2010

Impian Kasih

sambungan post bertajuk 'Ku Serah Cinta'

Kasih dengarlah hatiku berbicara
Kasih izinkan diriku bertanya
Bisakah cinta bersemi
Mengundang restu Ilahi
Adakah bahgia yang diimpi
Menjadi satu realiti.

Kasih ku sedari kekurangan diri
Kasih ku insafi kelemahan diri
Ku ingin sunting dirimu
Menjadi permaisuri hatiku
Sebagai isteri yang berbudi
Kebanggaan para suami

Wanita hiasan dunia
Seindah hiasan adalah wanita solehah
Yang akan membahagiakan
Syurga dalam rumahtangga

Hanya itu yang ku inginkan
Dari insan yang amat kusayang
Damaikanlah resah hatiku
Aku rindu kasih dan sayangmu
Terimalah seadanya
Akulah hiasan pelamin hidupmu

Andainya tiada jodoh
Untuk ke singgahsana
Ku pasrahkan segalanya
Kerna takdir yang akan menentukan
Impian kasih

*********************

Mujahid meraup wajahnya perlahan. Ada linangan air yang mengalir keluar dari tubir matanya. Hatinya pedih. Jiwanya merana. Namun cuba diubat melalui pertemuan denganNYA di hening pagi. Tetapi, dia hanya manusia biasa yang penuh dengan kelemahan. Yang punya hati dan perasaan.

Terasa gelap dunianya saat mendapat perkhabaran tentang pernikahan Asiah Maisarah. Dengan siapa? Dia sendiri kurang pasti. Tiada sebarang kad yang diberikan. Hanya disampaikan melaui perantaraan sahabat Asiah, Mardhiyah.

" Akhi Mujahid, ada sesuatu yang ana perlu sampaikan. Sangat penting dan ana harap akhi akan menerimanya dengan hati yang terbuka. Asiah akan menikah dengan seorang pemuda pilihan keluarganya. Dia berhasrat untuk menunggumu tetapi dia kecewa kerana dia tidak melihat kesungguhanmu untuk menyuntingnya sebagai suri hidupmu. Maka, dia sudah menyerahkan urusan jodohnya kepada orang tuanya. Dan mereka sudah meilih seorang lelaki sebagai suaminya. Ana juga kurang pasti siapa tetapi mereka telah bertunang selama sebulan dan akan melangsungkan pernikahan pada minggu hadapan. Ana sendiri agak terkejut dengan berita ini namun inilah hakikatnya"

Setitis lagi air mata jatuh saat dia mengenang kembali kata-kata Mardhiyah. Dia benar-benar tidak menyangka inilah kesudahannya. Dua minggu yang lepas, dia menerima sepucuk surat dari Asiah. Surat yang sangat ringkas.

" Assalamu'alaikum akhi Mujahid yang dirahmati ALLAH. Ana mohon maaf atas kehadiran surat ini. Namun ini sahaja cara terbaik yang ana mampu fikirkan. Akhi, ana sudah bersedia untuk disunting. Bersegeralah. Ana ingin menjaga hati ana dan hati akhi juga. Ana bimbang kita terlalai. Mohon akhi mengerti. Yang mengemis cintaNYA..Asiah Maisarah"

Mungkin saat surat itu ditulis, Asiah sudah disunting oleh seseorang. Maka, dia menghantar surat tersebut kepadanya agar dia juga segera datang ke rumahnya. Tetapi, dia tidak dapat menangkap maksud di sebalik ayat-ayat di dalam surat tersebut. 'Bersegeralah'. Sama sekali dia tidak menyangka ianya sesegera ini.

" YA ALLAH, seandainya dia bukan jodohku KAU tenangkanlah hatiku dan lapangkanlah dadaku agar aku mampu menerima dugaanMU ini dengan tenang. Sesungguhnya aku sangat lemah. Bantulah aku.."

Mujahid berbaring di atas sejadah. Dia berharap sebaik sahaja dia terjaga pada saat subuh menjelma nanti, dia akan mampu menerima segalanya dengan tabah.

*********************
" Asiah, kau tekad dengan keputusan kau? Macam mana dengan Mujahid. Dan, kau juga. Kau mengimpikan Mujahid menjadi imammu kan?"

Asiah menundukkan wajahnya mendengar kata-kata Mardhiyah. Memang benar Mujahidlah pemuda yang diimpikan untuk menjadi imamnya. Namun, dia hanya wanita yang lemah dan sedang berusaha untuk menjadi anak yang taat. Dia juga kecewa dengan sikap Mujahid yang tidak bersungguh dalam hal tersebut. Dia menunggu-nunggu kedatangan Mujahid ke rumahnya. Namun pemuda itu tidak kunjung tiba. Sangkaannya jika Mujahid datang ke rumahnya membawa risikan, ibu bapanya akan mepertimbangkan antara dua risikan yang diterima dan pendapatnya juga boleh diperdengarkan. Pasti dia akan memilih Mujahid. Ttapi pemuda itu hanya menyepi. Justeru bagaimana harus dia memilih seandainya dia memang tidak mempunyai pilihan?

" Aku sudah memberikannya peluang dan ternyata dia tidaklah seperti yang aku sangkakan. Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku. Dhiya, kau sahabatku. Aku memerlukan sokonganmu"

Mardhiyah menarik sahabatnya itu ke dalam pelukannya. Dia tahu sahabatnya sedang bersedih. Tetapi sebagai seorang yang hidup dalam suasana tarbiyah, sahabatnya itu akur dengan perintah kedua orang tuanya. Dia tidak akan membantah sama sekali walau hatinya menanggung sengsara kerana redha ALLAH itu terletak pada redha ibu bapa.

" Sabarlah sahabatku. Aku yakin ada hikmah di sebalik semua ini. InsyaALLAH bakal suamimu ini lebih hebat dari Umar. Ikhlaslah keranaNYA.."

Bersambung..
Read more...

Wednesday, July 28, 2010

Ketika ALLAH memilihmu untukku

sajak ini telah dihantar oleh seseorang kepada aku, sangat meruntun perasaan. tersemat seribu satu makna di dalam setiap baitnya...hampir menitis air mata disaat membaca sajak ini. semoga terhibur...


Ketika Allah Memilihmu Untukku..


Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yg begitu sempurna..
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,

Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu.
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku,
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya..
Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..

Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah..
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu..
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..Align Center
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..


Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..

credits to someone,hamba ALLAH..saya pun tak tahu siapa,huhu

Read more...

Sahabat Sejati


Ku biar kalam berbicara
Menghurai maksudnya di jiwa
Agar mudah ku mengerti
Segala yang terjadi
Sudah suratan Ilahi

Ku biarkan pena menulis
Meluahkan hasrat di hati
Moga terubat segala
Keresahan di jiwa
Tak pernah ku ingini

Aku telah pun sedaya
Tak melukai hatimu
Mungkin sudah suratan hidupku
Kasih yang lama terjalin
Berderai bagaikan kaca
Oh teman, maafkanlah diriku

Oh Tuhan
Tunjukkan ku jalan
Untuk menempuhi dugaan ini
Teman, maafkan jika ku melukaimu
Moga ikatan ukhwah yang dibina
Ke akhirnya

Aku tidak kan berdaya
Menahan hibanya rasa
Kau pergi meninggalkan diriku
Redhalah apa terjadi
Usahlah kau kesali
Mungkin ada rahmat yang tersembunyi

Read more...

Nak menikah?? Petua untuk mereka yang bakal bergelar seorang isteri..

Bismillahirrahmanirrahim..

Aii..tiba-tiba je buat post pasal nikah? Dah nak nikah ke?? Hihi..a'ah,tak sabar nak nikah! Haha..gurau je^_^
Kebelakangan ni, ramai pula kawan-kawan yang bertunang dan tak kurang juga yang dah melangsungkan pernikahan. Saya turut berbahgia untuk mereka. Jadi, apa salahnya di musim yang penuh bahagia ini kita tukar mood kahwin kejap? Kepada mereka yang bakal bergelar seorang isteri dan yang sudah pun menjadi isteri, saya harap post ini sedikit sebanyak dapat membantu anda dalam melayari hidup berumah tangga. Al-maklumlah, saya pun tak kahwin lagi tapi kita sharelah apa-apa yang patut ye^_^

Fitrah seorang insan untuk hidup berpasang-pasangan yakni bernikah. Haiwan juga mempunyai naluri untuk hidup berpasangan inikan pula manusia yang lengkap dikurniakan dengan akal, hati dan perasaan.

Dalam surah Al-Hujurat:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah tetapi ia merupakan permulaan kepada sebuah hidup yang dipenuhi dengan tanggungjawab sebagai suami isteri dan juga tanggungjawab sebagai ibu dan bapa. Andai kita bijak melayari bahtera rumahtangga, kita akan balayar di lautan yang tenang dan tidak berombak.

Namun, lumrah ketika belayar sesekali badai tetap datang melanda. Teringat sebuah lagu dalam filem lakonan Allahyarham P-Ramlee..
"Sedangkan lidah lagi tergigit, ini pula suami isteri"

Bukan badai yang berupa ombak besar atau ribut taufan yang kita harapkan, tetapi cukuplah sekadar ombak kecil yang akan lebih merapatkan hubungan dan meningkatkan kefahaman antara pasangan.

" Wahai puteriku, aku ingin memberitahumu sepuluh perkara sebagai pedoman dan panduanmu dalam melayari alam rumahtangga nanti"

Kata-kata di atas merupakan kata-kata yang diucapkan oleh Umamah binti Harith kepada anak perempuannya yang bakal melangsungkan pernikahan dengan seorang Raja Yaman iaitu Al-Harith bin Amru.

Sama-sama kita renungkan dan ambil iktibar..

1-
Jalinkan hubungan dengan suamimu penuh ketaatan, perhatikan tempat menjadi kesenangannya dan jangan sampai dia melihat kepada sesuatu yang buruk atau tercium sesuatu yang busuk.

Jangan melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh suami. Malaikat akan melaknat si isteri sehingga waktu subuh seandainya si suami tidur dalam keadaan marah terhadap isteri.

2
- Hendaklah kamu sentiasa membanggakannya kerana ini akan membuatkannya
bertambah kasih padamu.
.

Selalulah melakukan perkara yang disukainya, pasti si suami akan bertambah sayang. Kalau suami suka makan asam pedas, masaklah asam pedas, jangan masak gulai tempoyak pula. Kalau suami suka warana biru, berhiaslah dengan warna biru, jangan berhias dengan warna kelabu pula.

3
- Benarkanlah segala pendapat dan sikapnya nescaya dia akan bersikap lembut terhadapmu.

Berlembutlah dengan suami. Kalau berlaku pertengkaran, selesaikan dengan berhemah. Jangan sampai periuk belanga di dapur itu yang menjadi mangsa. Kalau suami terkhilaf, tegurlah dengan hikmah kerana lelaki mempunyai ego. Tidak mahu dilihat lemah dihadapan perempuan. Maka, berlembutlah.

4
- Kamu hendaklah menguruskan hal ehwal rumah tangga dengan sempurna dan baik.

Kerana itulah seorang isteri itu lebih digalakkan untuk berada di rumah. Rumah merupakan tanggungjawab isteri. Dialah yang akan menjadikan suasana sesebuah rumah itu seperti syurga dunia atau neraka dunia. Bayangkan, jika si isteri bekerja sehingga lewat malam, pasti dia tidak akan mempunyai masa untuk menguruskan rumahtangga dengan baik dan ini boleh menimbulkan perbalahan.

5
- Sentiasalah memelihara diri, keluarga dan kehormatannya.

Wanita (isteri) solehah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikeranakan Allah telah memelihara mereka. (al-Nisa': 34)

Ketika si suami keluar bekerja, peliharalah maruah dirimu. Jangan menjemput orang asing ke rumah sesuka hati. Kata orang, apabila kita berkahwin, kita bukan hanya berkahwin dengan pasangan kita tetapi juga berkahwin dengan keluarganya. Peliharalah maruah diri suami dan keluarganya. Jangan menceritakan aib mereka kepada orang lain.

6
- Simpankan segala rahsianya dengan baik, jangan kamu sesekali membantah suruhannya kerana ini akan melukakan hatinya.

Orang perempuan ni memang suka bercerita tetapi hati-hati jangan sesekali menceritakan tentang suami kita kepada orang lain. Khuatir ada yang jatuh cinta dengan suami kita pula. Kalau suami kita menyuruh kita melakukan sesuatu, taatilah dia selagi mana permintaannya itu tidak melanggar hukum syarak.

7
- Jagalah waktu makannya dan waktu beristirahat kerana apabila perut lapar akan membuatkan darah cepat naik. Begitulah juga dengan tidur yang tidak cukup akan menyebabkan keletihan.

Air tangan seorang isteri mampu memikat hati suami. Jagalah makan minumnya, jangan sampai dia keluar mencari makan di kedai mamak.

8
- Andainya suamimu nanti sedang bergembira, janganlah kamu menunjukkan kesedihan pula, tetapi kamu hendaklah pandai menyesuaikan keadaan dan bijak mengikut suasana hatinya.

Bersama-samalah suami dalam senang dan susah. Jika dia bergembira, anda perlulah menunjukkan anada juga gembira. Dan jika dia bersedih, pujuklah hatinya agar tenang semula supaya dia tahu anda akan selalu bersamanya.

9
- Kamu hendaklah sentiasa menghiasi dirimu selalu supaya suamimu nanti berasa senang apabila menatap wajahmu.

Isteri yang baik adalah isteri yang berhias dan bersolek cantik ketika berada di rumah. Bukannya bersolek dan berhias sakan ketika berada di luar rumah. Ada isteri yang kurang prihatin, apabila dia berada di rumah, badan berbau bawang dan rambut kusut-masai. Suami yang penat bekerja, bertambah penat melihat sikap si isteri. Anehnya, bila keluar ke pasar, amboi..cantik mengalahkan Miss Universe.Hihi..

10
- Jadikanlah dirimu sebagai amah kepadanya, nescaya nanti suami akan menjadi penolong pula pada dirimu.

Syurga seorang isteri dibawah tapak kaki suami. Teringat kisah ketika zaman Rasulullah, terdapat seorang wanita pada zaman itu yang dikatakan akan mendahului puteri nabi, Fatimah ketika masuk ke syurga. Wanita itu akan berjalan dihadapan Fatimah kerana beliau yang akan memegang tali kuda yang ditunggangi puteri Nabi itu. Ia merupakan ganjaran baginya kerana menghambakan hidupnya hanya untuk suaminya.

Demikianlah 10 petua daripada Umamah untuk anaknya yang boleh kita jadikan panduan untuk menjadi isteri solehah.


Sabda nabi:

"Apabila seorang wanita menjaga solat lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka ketika berada di akhirat dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai".


Apa yang penting, suami isteri tahu peranan masing-masing dalam hidup berumah tangga. Sikap tolak ansur dan saling memahami akan mewujudkan sebuah keluarga yang mawaddah dan penuh rahmah. InsyaALLAH..







Read more...

Saturday, July 24, 2010

Kelebihan Bulan Rejab, Sya'aban dan Ramadhan

Assalamualaikum,

Alhamdulillah, syukur kepada Allah dapat ana mendengar kuliah selepas Maghrib kali ini yang akan diberikan oleh Ustaz Hanafiah Kris yang merupakan pembantu daftar bagi mahkamah Syariah di Gerik, di mana sebelum ini ustaz merupakan pembantu daftar bagi mahkamah Syariah di Kuala Kangsar. Antara pengajian yang pernah dilalui ialah pengajian empat bahasa iaitu bahasa melayu, bahasa arab, bahasa inggeris dan bahasa mandarin. Tajuk pengajian yang dibawa ialah kelebihan Rejab, Syaaban dan Ramadhan.

Ustaz memulakan pengajian dengan menyebut semula doa yang dibaca oleh imam selepas solat bermula bulan Rejab seperti yang telah dibaca oleh Rasulullah s.a.w

Ustaz menyatakan terdapat banyak hadith dan juga pertikaian ulama berkaitan kelebihan berpuasa pada bulan Rejab dan Syaaban. Ini kerana tidak disebut secara khusus kecuali puasa pada 14,15 dan 16 yang menjadi sunat muakad pada setiap bulan. Namun begitu, pada bulan Syaaban dilarang berpuasa separuh bulan ke atas sekiranya tidak pernah berpuasa pada separuh bulan sebelumnya.

Ustaz melarang berpuasa penuh sepanjang dua bulan ini kerana memang tiada dalam Islam sedemikian. Walhal di dalam buku Tasawuf Kontemporari, diberitahu bahawa puasa yang paling afdal adalah puasa selang iaitu puasa seperti puasa Nabi Daud. Hadithnya adalah seperti dibawah.

Diriwayat Abdullah ibn A’mar r.a menyatakan bahawa beliau bersumpah untuk berpuasa sepanjang hari dan bertahajud setiap malam selagi hayat dikandung badan. Peristiwa ini disampaikan kepada Rasulullah s.a.w. Rasulullah s.a.w bersabda, “Sesungguhnya engkau tidak mampu bagi perkara itu. Maka berpuasalah dan berbukalah. Bangunlah pada malam hari dan tidurlah. Berpuasalah tiga hari daripada setiap bulan kerana satu kebaikan sama dengan sepuluh ganjaran, dan itu seumpama puasa sepanjang tahun.”

Abdullah menyatakan bahawa beliau mampu melakukan lebih banyak lagi. Maka Rasulullah s.a.w bersabda sebagai alternatif amalan, “Maka berpuasalah satu hari dan berbukalah (jangan berpuasa) selama dua hari.”

Sekali lagi Abdullah menyatakan bahawa beliau mampu melakukan lebih baik daripada itu. Maka sekali lagi Rasulullah s.a.w bersabda, “Maka berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari, maka itu adalah puasa Nabi Daud a.s dan itulah puasa yang paling afdal.”

Abdullah tetap menyatakan bahawa beliau masih mampu melakukan lebih daripada itu. Maka akhirnya Rasulullah s.a.w bersabda, “Tiada yang lebih afdal daripada itu.” Hadith riwayat Bukhari.

Pada setiap bulan Rejab, Syaaban dan Ramadhan ada peristiwa-peristiwa besar dan hebat yang berlaku.

Pada bulan Rejab, berlakunya peristiwa Isra’ Mikhraj yang berlaku pada 27 Rejab. Tahun berlakunya Isra’ Mikhraj dipanggil Tahun Dukacita kerana pada tahun itu, Rasulullah s.a.w kehilangan dua insan yang disayangi iaitu isteri baginda, Siti Khadijah dan bapa saudara baginda, Abu Talib. Maka Allah menceriakan Rasulullah s.a.w melalui peristiwa Isra’ Mikhraj.

Selain dari itu, bulan Rejab ialah berlakunya solat umat Islam lima waktu yang pertama. Sebelum ini, umat Islam hanya bersolat dua waktu iaitu waktu pagi dan petang namun sebaik sahaja solat difadhukan lima waktu maka dua waktu sebelumnya diharamkan oleh umat Islam bersolat. Solat pertama ialah solat Subuh, iaitu sebaik sahaja Rasulullah s.a.w kembali dari Isra’ Mikhraj.

Pada bulan Syaaban pula, adanya malam Nisfu Syaaban. Terdapat nas yang berkaitan dengan Nisfu Syaaban yang datang dengan penambahan iaitu pada malam Nisfu Syaaban, malam ke 15 Syaaban, Allah berfirman bahawa sesiapa yang meminta ampun kepada Allah melalui doanya maka doanya akan diperkenankan oleh Allah kecuali tiga golongan iaitu:-

  1. Orang yang syirik kepada Allah.
  2. Orang yang berzina dan tidak bertaubat nasuha. Malahan orang berzina ini meskipun orang lain berdoa untuk dirinya maka tidak diterima oleh Allah.
  3. Orang yang bermusuhan sesama Islam.

Bulan Ramadhan adalah satu-satunya bulan Islam yang disebut di dalam Al-Quran. Bulan-bulan lain tidak pernah disebut dalam Islam. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan, malahan kitab Samawi yang lain seperti kitab Injil, Taurat dan Zabur juga turun pada bulan Ramadhan.

Berlaku perselisihan pendapat ulama tentang penurunan Al-Quran di bulan Ramadhan namun kata ustaz, biarlah ulama berdebat, kita terima sahaja kerana mereka lebih tahu. Terdapat dua pendapat berkaitan hal ini :-

  • Maksud Al-Quran turun pada bulan Ramadhan adalah Al-Quran dibawa oleh Jibrail di dalam bentuk wahyu untuk diturunkan kepada Rasulullah s.a.w.
  • Maksud Al-Quran turun pada bulan Ramadhan adalah Al-Quran diturunkan dari Luh Mahfuz kepada langit dunia pada bulan Ramadhan.

Di dalam ayat Al-Quran di mana Allah berfirman bahawa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan, Allah menyambung bahawa Al-Quran adalah sebagai petunjuk. Ini bermakna jika ada permasalahan, maka rujuklah Al-Quran kerana disitu ada penyelesaian. Kes-kes gejala sosial (atau musibah sosial) berlaku kerana tindakan susulan tidak mengikut Al-Quran.

Menurut ustaz, Al-Quran itu datang dengan tiga jenis petunjuk.

  • Petunjuk Umum – Petunjuk ini difahami oleh semua makhluk termasuklah haiwan, tumbuhan, dan apa juga makhluk ciptaan Allah.
  • Petunjuk Kebaikan – Petunjuk ini ditunjukkan kepada golongan bukan Islam untuk menunjukkan kebaikan dan keindahan Islam agar mereka tertarik memasuki Islam.
  • Petunjuk Hidayah – Petunjuk ini hanya dapat dirasai dan dilihat oleh orang-orang yang beriman sewaktu mereka membaca Al-Quran dan memahami isi maksudnya secara rohaniah.

Sebelum ini, orang arab tidak mempunyai bulan-bulan. Mereka meletakkan sesuatu berdasarkan suatu peristiwa. Apabila Abrahah menyerang Mekah, mereka meletakkan waktu itu sebagai waktu asal bagi Tahun Gajah. Kemudian, ketika Rasulullah s.a.w lahir mereka mengubah sistem tahun kepada “Tahun Kenabian”. Bulan-bulan Islam telah wujud sebelum kelahiran Rasulullah s.a.w lagi cuma orang arab tidak mengetahui mengenainya.

Pada bulan Ramadhan, syaitan-syaitan diikat. Isu syaitan diikat ini pun ada beberapa perselisihan pendapat ulama. Seperti kata ustaz, biarkan saja ulama berdebat, kita terima sahaja. Terdapat dua pendapat tentang syaitan diikat.

  • Syaitan diikat secara fizikal. Ini bermakna syaitan dibelenggu dan memang tidak dapat berkeliaran.
  • Syaitan dilemahkan, dan perkataan ikat itu sebagai sindiran kepada syaitan di mana syaitan terhalang dari mengganggu orang yang beriman.

Berkaitan pendapat pertama, ada pertanyaan jika syaitan diikat secara fizikal, mengapa orang masih berbuat jahat? Menurut ustaz, perkara ini pernah ditanya (berulang kali) dan jawapan paling baik ialah roti canai (roti canai lagi…macam contoh ceramah sebelum ini). Kata ustaz, hati itu ibarat tempat pembakar roti canai dan syaitan itu api. Setelah lama memanaskan pembakar roti itu, meskipun api sudah dipadamkan namun tempat pembakar roti canai itu masih panas. Sama juga halnya dalam keadaan ini. Setelah 11 bulan syaitan membakar hati, 1 bulan masih terasa panasnya meskipun syaitan dibelenggu.

Bulan Ramadhan adalah bulan pengampunan besar-besaran. Allah mengampuni semua dosa umatnya yang memohon ampun secara ikhlas kepada Allah kecuali dosa yang berkaitan dengan manusia.

Bulan Ramadhan juga adanya solat Tarawikh. Solat Tarawikh adalah khusus kepada umat Nabi Muhammad s.a.w. Ini kerana umat terdahulu tidak diberikan kelebihan solat Tarawikh. Solat Tarawikh tidak mempunyai had berapa rakaat yang boleh dilakukan maka tidak perlu diperdebatkan. Rasulullah s.a.w buat 8 rakaat namun disambung dengan solat sunat di rumah.

Di bulan Ramadhan, amalan dilipat gandakan. Pada bulan Ramadhan, pahala amalan bagi perkara sunat ialah pahala sunat+pahala wajib. Manakala pahala amalan bagi perkara wajib ialah 70 kali ganda dari bulan-bulan yang lain. Namun begitu, pahala amalan di Masjidil Haram dan sekitarnya ialah 100,000 kali ganda. Masjidil Haram dan sekitarnya adalah satu-satunya tempat di mana umat Islam dapat bersolat tanpa had. Selepas Asar pun boleh solat sunat, tidak seperti tempat lain di mana ia diharamkan.

Berpuasa 6 hari selepas bulan Ramadhan di bulan Syawal akan mendapat pahala seperti berpuasa selama setahun.

Sebelum menutup pengajian, ustaz menasihati diri sendiri dan kariah bahawa dunia ini diibaratkan sebagai kedai runcit. Sekiranya di kedai runcit itu sendiri pun sudah merasai betapa hebatnya nikmat yang ada, maka sudah pasti akan terasa lebih hebat nikmatnya di akhirat yang mana ia ibarat Shopping Mall yang sangat-sangat besar dan berbagai isi di dalamnya.

Semoga ana istiqamah dalam penulisan ana, wassalam.

p/s: credits to sebaikbaikcahaya.wordpress.com


Read more...

Dilema Seorang Mualaf ( bahagian 3 )

sambungan cerpen ' Dilema Seorang Mualaf', bahagian 1 dan 2

Bayu petang bertiup kencang diiringi tarian sang hujan yang menari megikut rentak si angin. Melodi dari guruh dan kilat tutur menghias suasana petang yang pilu itu. Waktu baru sahaja menunjukkan jam 5 petang tetapi suasananya pada masa itu seakan-akan hari sudah beranjak ke malam. Langit gelap dihiasi titisan hujan yang bagaikan air terjun turun membasahi bumi. Bagaimanapun suasana itu tidak dihiraukan oleh seorang gadis yang masih duduk di pondok rehat di baah sepohon pokok.

Nur Iman Zawani tidak menghiraukan titis-titis hujan yang turun bersama air matanya. Dibiarkan tubuhnya basah lencun. Bahunya terhenggut menahan tangis dan sendu. Bibirnya terketar-ketar menahan sejuk yang membeku. Namun dia tidak juga bangkit dari duduknya untuk berteduh. Dia tidak mampu. Hatinya sedang rawan dan pilu. Jiwanya sedang berduka.

Niat baiknya memeluk Islam telah disalah erti. Dia dikatakan ingin menjatuhkan Islam sedangkan hakikatnya dia sedang jatuh cinta dengan Islam. Tetapi, sikap insan-insan lain terhadapnya menyebabkan dirinya patah semangat dan putus asa. Dia ingin menjadi seorang muslimah yang taat tetapi tiada yang sudi membantu. Mereka hanya tahu menuduhnya dan memaki hamun dirinya.

Ahmad Hafizul memandu keretanya perlahan di dalam kawasan sekolah. Tiba-tiba penglihatannya tertumpu pada seorang pelajar yang sedang duduk sendirian di dalam hujan. Diamatinya pelajar tersebut. Hujan yang lebat membataskan penglihatannya. Yang pastinya pelajar itu adalah pelajar perempuan. Dia mula melihat sekeliling kawasan sekolah. Mungkin masih ada guru lain yang masih berada di situ tetapi ternyata dia sahaja yang masih belum pulang. Dia teragak-agak samada ingin menghampiri pelajar tersebut atau membiarkannya sahaja. Tetapi dia khuatir sesuatu yang buruk akan berlaku pada pelajar itu lebih-lebih lagi dia adalah seorang gadis. Atas dasar tanggungjawab seorang guru, dia akhirnya mengambil keputusan untuk pergi membantu. Pantas dia mencapai sekaki payung yang berada di tempat duduk belakang lalu membuka pintu kereta dan berlari-lari anak menuju ke arah pelajar tersebut.

Nur Iman Zawani terkejut apabila tiba-tiba tiada lagi air hujan yang membasahi dirinya. Sangkanya hujan sudah pun berhenti lalu dia mendongak. Kelibat gurunya yang sedang memayungkannya lebih memeranjatkan.

" Kamu buat apa dalam hujan ni?? Cepat masuk dalam kereta saya. Saya hantar kamu balik rumah. Hujan lebat ni!"

Nur Iman Zawani hanya kaku. Lidahnya kelu. Dia tidak mampu berbuat apa-apa. Dia seakan-akan tidak berada di situ. Fikirannya melayang-layang. Mindanya menerawang. Wajah gurunya ditatap tanpa perasaan. Kosong.

" Astaghfirullahahl'azim!!!"

Spontan payung yang dipegang dilepaskan lalu pantas menyambut tubuh Nur Iman Zawani yang tiba-tiba rebah. Tubuh itu sejuk dan kaku. Tangan Ahmad Hafizul terketar apabila terpaksa bersentuhan dengan wanita ajnabi. Hatinya bergetar lalu segera diubat dengan istighfar. Dia mula hilang punca. Tidak tahu untuk bernuat apa. Matanya menerawang dengan harapan ada kelibat seseorang di situ yang mungkin boleh membantu tetapi hampa.

'ALLAH~ Ampunkan dosaku kerana menyentuh gadis suci ini. Dia memerlukan bantuan dan hanya aku yang berada di sini. Ampunkan aku YA ALLAH'

Dengan lafaz basmallah, Ahmad Hafizul mengangkat tubuh itu lalu dibawa masuk ke dalam keretanya. Gadis itu dibaringkan di tempat duduk belakang. Jaket yang sedang tersarung ditubuhnya ditanggalkan lalu digunakan untuk menyelimuti aurat si gadis yang kelihatan kerana keadaan dirinya yang basah kuyup. Sepanjang waktu itu, Ahmad Hafizul tidak berhenti-henti beristighfar. Dia takut dan khuatir apabila berhadapan dengan situasi seperti itu.

Keretanya dipandu perlahan. Destinasinya hanya satu. Rumah ibunya.

*******************
Nur Iman Zawani membuka matanya perlahan-lahan. Dia berada di sebuah tempat yang terlalu asing. Tiada apa-apa yang kelihatan melainkan kegelapan dan ketakutan. Dadanya bergetar hebat. Tangannya meraba-raba di dalam kegelapan. Dia takut. Dia tidak mahu hidup dalam kegelapan.

" Nur Iman Zawani, inilah hidup yang kau pilih dahulu. Hidup yang tiada cahaya dan ketenangan. Dahulu, hidup kau diselubungi kegelapan dan keresahan. Adakah kau ingin terus hidup seperti ini??"

Nur Iman Zawani mula teresak. Dia benar-benar takut.

" Aku..aku tak mahu hidup dalam kegelapan! Aku seorang Islam. Dan aku yakin Islam itu agama yang benar! Aku yakin Islam akan membawa cahaya dan ketenangan dalam hidupku!"

Separuh berteriak Nur Iman Zawani menjawab pertanyaan daripada suara asing itu. Dia menangis tersedu-sedu. Ketakutan semakin mencengkam. Dadanya terasa sempit dihimpit keresahan.

" Nur Iman Zawani, bukan mudah untuk menjadi Islam yang sejati. Keluarlah dari kegelapan ini. Carilah cahaya yang membantumu dan menerangi hidupmu"

Tiba-tiba anak mata Nur Iman Zawani menangkap kelibat sejalur cahaya yang berada di hadapannya. Cahaya itu sangat kecil tetapi menyilaukan pandangan. Dia pantas bangkit dan berlari ke arah cahaya itu. Cahaya itu semakin lama semakin jauh darinya. Dia mempercepatkan lariannya. Tangisannya laju seiring dengan derap kakinya. Dia takut cahaya itu akan pergi jauh darinya. Dia tidak mahu dan tidak sanggup untuk kembali hidup dalam kegelapan.

Tiba-tiba cahaya itu berhenti. Spontan langkah kakinya juga semakin perlahan. Dadanya berombak. Perlahan-lahan dia mendekati cahaya itu. Ia semakin membesar dan di dalam kilauan cahaya itu samar-samar kelihatan seorang lelaki yang sedang membelakanginya. Lelaki itu berpakaian serba putih. Tidak sepertinya yang serba hitam.

Kakinya semakin menghampiri lelaki yang berada di dalam cahaya itu. Sebaik sahaja dia melangkah masuk ke dalam kawasan itu, hatinya merasakan ketenangan yang tidak pernah dirasakan selama ini. Hilang segala rasa takut, resah dan gundah. Yang tinggal hanya ketenangan dan kebahagiaan.

Tetapi perasaan itu hanya sebentar. Lelaki itu tba-tiba pergi dan ketenangan semakin menjauh. Dia cuba mengejar tetapi kakinya seakan dipaku. Dia hanya mampu melihat cahaya itu pergi jauh darinya dan kegelapan kembali menyelubunginya.

*********************
" Budak ni anak murid Apis ke??"

Ahmad Hafizul memerhatikan kakak sulungnya yang baru sahaja keluar daripada kamar yang menempatkan Nur Iman Zawani. Semasa menolong gadis itu tadi, dia tekad membawanya ke rumah peninggalan ibunya itu yang kini didiami oleh kakak sulungnya, Khadijah Maisarah.

" Panas badan budak tu. Demam agaknya. Apis jumpa dia kat mana??"

" Apis jumpa dia masa Apis nak balik tadi, Kak Long. Dia tengah duduk tengah-tengah hujan. Mula-mula tu, Apis ingat nak biar je tapi bila tengok tak ada orang lain kat situ, risau jugak. Takut kalau jadi apa-apa kat dia"

" Macam mana dia boleh pengsan??"

Ahmad Hafizul mengangkat bahu. Tanda tidak tahu.

" Entah, tiba-tiba je dia pengsan. Sebab tu Apis bawak dia datang sini. Takkan nak bawak pergi rumah sewa Apis kot. Nak hantar ke rumah dia, Apis tak tahu kat mana"

Khadijah Maisarah mengangguk-angguk tanda memahami. Semasa adik bongsunya membawa gadis itu masuk ke dalam rumahnya tadi, dia benar-benar terkejut. Anak dara siapalah yang adiknya usung itu. Dalam keadaan basah kuyup dan tidak terurus.

" Nah, ni ada kopi panas. Minumlah"

" Terima kasih, Kak Long"

Sedang mereka rancak berbual, tiba-tiba kedengaran seakan -akan suara tangisan dari dalam bilik yang menempatkan Nur Iman Zawani. Masing-masing mendiamkan diri. Cuba untuk mengamati suara tersebut. Mungkin mereka tersalah dengar. Setelah pasti suara itu benar-benar datang dari dalam bilik tersebut, Khadijah Maisarah segera bangkit dan masuk ke dalamnya. Ahmad Hafizul hanya menunggu di luar.

Nur Iman Zawani menangis. Dia takut. Dia tidak sedar di mana dia berada sekarang tetapi dia menangis kerana mimpi yang baru dialaminya tadi.

Khadijah Maisarah menghampiri tamu senjanya itu. Gadis itu duduk berteleku sambil menutup wajahnya dengan kedua belah tangannya. Gadis itu sedang menangis. Dia seakan-akan baru sahaja mengalami peristiwa yang menakutkan. Perlahan-lahan jarinya menyentuh bahu si gadis. Gadis itu tidak menyedarinya. Lalu dia mengusap lembut rambutnya.

Nur Iman Zawani tersentak apabila seseorang mengusap kepalanya. Pantas dia mengangkat wajahnya. Kelibat seorang gadis ayu bertudung labuh sedang tersenyum menangkap pandangan matanya. Barulah dia sedar bahawa dia berada di sebuah tempat asing.

" Adik, adik tak apa-apa?? Adik kat rumah akak sekarang ni. Tadi adik akak jumpa adik tengah pengsan kat sekolah. Jadi dia bawak adik ke sini"

Nur Iman Zawani termangu mendengar kata-kata wanita dihadapannya itu. Tutur bicaranya lembut dan mesra. Wajahnya bersih dan tenang. Senyuman di bibirnya memberi petanda dirinya mudah didekati. Nur Iman Zawani cuba mengukirkan senyuman di bibirnya.

" Akak ni siapa?? "

" Nama akak Khadijah Maisarah. Tadi, adik akak Hafizul bawak adik datang sini"

Nur Iman Zawani diam. Otaknya sedang memikirkan sesuatu.

" Akak..orang Islam?? "

Pertanyaan Nur Iman Zawani membuatkan Khadijah Maisarah sedikit terkejut. Dia memandang tepat ke dalam anak mata gadis itu. Matanya menggambarkan ada penderitaan yang sedang dilaluinya.

" Ya..akak seorang Islam. Ada apa-apa yang akak boleh tolong?"

Mendengar sahaja kata-kata Khadijah Maisarah, mata Nur Iman Zawani terus dihujani dengan air mata. Dia tidak tahu mengapa tetapi dia tidak malu untuk menangis dihadapan wanita itu. Dia menceritakan segala-galanya kepada Khadijah Maisarah.

Khadijah Maisarah memeluk Nur Iman Zawani. Kisah malang gadis itu menyentuh hatinya. Dia bertekad untuk membantu.

' YA ALLAH~ KAU berilah hidayahMU kepada gadis ini. Bantulah dia dan bantulah aku untuk membantunya. Sesungguhnya dia gadis yang istimewa. Sesungguhnya dia sedang belajar untuk mencintaiMU dan agamaMU. Maka bantulah dia agar dia berjaya mencari sejalur cahaya dalam hidupnya'


bersambung dalam ' Dilema Seorang Mualaf ( bahagian 4 )
Read more...

Friday, July 9, 2010

Ku Serah Cinta

sambungan post bertajuk 'Insan Bernama Kekasih'

Ku serah segala ketentuan
Biarlah masa yang berbicara
Dipangku wajah yang layu
Dan aku telah jemu

Aku tidak mahu berpaling
Pada yang mengganggu dan menggugat
Sapanya meletihkan diri
Hadirnya mengundang penat

Akan ku serah cinta ini
Bukan lagi pada manusia
Kerana cinta martabat itu
Bersalut segunung kepalsuan
Dan kepuraan

Aku semakin tidak peduli
Apa yang mungkin akan terjadi
Kerana gerak dan tindakanku
Mahu bebas dari masalah

Ku serahkan cinta ini
Hanya padaMu, oh Tuhan

Akan ku serah cinta ini
Bukan lagi pada manusia
Kerana cinta martabat itu
Bersalut segunung kepalsuan
Dan kepuraan

Aku adalah aku sekarang
Biar terbuang tetap berjuang
Akan ku serahkan jiwa ini
Sepenuh hati dengan keikhlasan
Aku adalah aku yang sekarang
Ku serahkan cinta ini


********************


Nur Asiah Maisarah termenung panjang memikirkan peristiwa yang baru sahaja terjadi dalam hidupnya itu. Peristiwa yang sama berulang kembali, cuma pemegang wataknya yang berbeza. Dia sama sekali tidak menyangka perlu melalui perkara itu lagi dalam tempoh secepat ini.

Jika sebelum ini, dia sendiri yang menolak kerana dirasakan tidak bersedia. Selepas peristiwa yang pertama, dia bertekad akan menyerahkan segala urusan berkenaan hal tersebut kepada kedua orang tuanya.

Dia berserah kepadaNYA. Jodoh itu milikNYA.

********************
'Banyaknya kereta kat depan rumah. Siapa yang datang??'

Asiah membuka pintu kereta teksi yang dinaikinya. Setelah membayar tambang, dia beralih ke bonet kereta untuk mengambil beg pakaiannya. Namun, matanya tidak lepas daripada memerhatikan perkarangan rumahnya. Dihadapan rumahnya terdapat 2 buah kereta yang tidak dikenali. Benaknya turut sama berjalan seiring dengan langkahnya menuju ke rumahnya sambil cuba meneka-neka siapakah gerangan tamu yang datang bertandang.

" Assalamu'alaikum"

Lebih sepuluh pasang mata memandang tepat ke arah Nur Asiah yang sedang berdiri tegak di muka pintu. Matanya tidak berkelip memandang insan-insan di dalam rumahnya itu. Dan lebih memeranjatkannya lagi apabila ternampak sebentuk cincin di dalam dulang, sirih junjung dan sepasang pakaian, juga di dalam dulang yang dihias cantik.

' Siapa yang kene pinang ni??'

Beg di tangan yang hampir terlepas dipegang kejap semula. Perlahan-lahan kakinya melangkah masuk. Dadanya mula berirama kencang.

" Wa'alaikumussalam. Hah, Siah dah sampai dah"

Asiah menghampiri tetamu-tetamunya itu lalu bersalaman dengan mereka. . Bibirnya menguntum senyuman semanisnya walhal kakinya sudah tidak mampu untuk melangkah. Firasatnya kuat mengatakan tetamu-tetamunya ini membawa hajat besar datang ke rumahnya. Dia kenal dengan mereka.

Tangan Nur Asiah Maisarah dipegang erat. Puan Hamidah merenung anak gadis di hadapannya itu. Manis berbaju kurung dan bertudung labuh. Sopan dan sejuk mata memandang. Gadis inilah dahulu yang hampir menjadi menantunya. Anak sulungnya berkenan sungguh dengannya. Namun, belum sempat hajatnya disampaikan takdir menentukan sebaliknya. Anak sulungnya itu terlebih dahulu pergi menghadap Illahi. Dan hari ini,dia membawa hajat yang sama bagi anak keduanya pula.

" Asiah sihat? "

" Alhamdulillah, sihat makcik. Makcik apa khabar?"

" Alhamdulillah, makcik sihat nak. Kamu balik cuti ke ni?"

" Ha'ah, sekarang cuti pertengahan semester. Dapatlah cuti seminggu"

Puan Hamidah tersenyum. Tutur kata si gadis memikat hatinya. Tidak hairanlah kalau dahulu anak sulungnya itu beria-ia benar meminta dia meminangnya. Dia pasti, anak keduanya akan menyukai bakal isterinya itu.

Nur Asiah mengambil tempat duduk di sebelah ibunya.

" Umi, kenapa kawan umi datang bawak benda-benda ni? Nak pinang siapa??"

" Pinang kamulah"

" Hah??"

Air liur kelat ditelan. Terasa seakan tersekat di kerongkong. Penat yangmasih bersisa hilang sekelip mata dimamah berita tergempar itu. Dia dipinang dan ini adalah untuk kali kedua. Kali pertama ketika usianya 20 tahun, dia dipinang seorang pemuda iaitu sepupu kepada sahabatnya. Dan dia menolak kerana dirasakan dirinya belum bersedia. Dan kini, adakah dia sudah bersedia??

" Siah?"

Asiah tersentak dari lamunannya yang panjang. Kelihatan ibunya sudah pun mengambil tempat di sebelahnya. Tangannya diambil. Cincin belah rotan pada jarinya diusap.

" Siah yakin dengan keputusan Siah ni??"

Asiah tersenyum mendengar soalan ibunya itu. Dadanya bergetar hebat. Mindanya membayangkan seorang pemuda yang selama ini diimpikan untuk dijadikan pembimbing hidupnya. Dia sendiri berasa keliru. Tetapi, ini bukan keputusannya. Ini keputusan kedua orang tuanya kerana dia sudah menyerahkan urusan mencari jodohnya kepada mereka. Dan kedatangan keluarga Encik Yusuf dan Puan Hamidah itu nampaknya disambut baik oleh kedua orang tuanya. Mereka membawa risikan daripada anak kedua mereka dan sekaligus ingin meminang. Kata persetujuan dicapai dan kini statusnya adalah tunangan orang. Sekelip mata dalam masa 3 hari.

Hakikatnya ada sedikit perasaan kesal di dalam hatinya. Dia teringatkan Mujahid. Pemuda itu yang diimpikan sebagai imamnya. Namun, Mujahid mungkin masih belum bersedia. Mungkin Mujahid bukan jodohnya. Pemuda itu memiliki peribadi yang hebat tetapi dia tidak dapat melihat kesungguhan tentang pernikahan dalam diri Mujahid.

" Astaghfirullahal'azim.."

" Kenapa dengan anak umi ni?? Siah tak suka dengan pilihan umi ke? Kalai Siah tak suka, kita boleh tolak pinangan ni"

" Eh, taklah umi. Mana yang baik bagi umi, maka baiklah bagi Siah"

Dia pasrah. Dia redha dengan segala ketentuanNYA. Diserahkan seluruh jiwa dan raga hanya padaNYA. Dia yakin dengan segala ketentuaanNYA.

Asiah tidak mengetahui siapakah bakal suaminya dan dia juga tidak berhasrat untuk mengetahuinya sehinggalah dia sudah bergelar isteri kepada pemuda itu nanti. Dia ingin menjaga hatinya. Dan dia juga belum berhasrat untuk mengkhabarkan tentang status dirinya itu pada sesiapa. Dia belum bersedia. Dirasakan dirinya agak kejam. Memberi harapan pada Mujahid dan akhirnya dia sendiri yang memusnahkan harapan tersebut.

' Maafkan ana, akhi Mujahid. Ana memerlukan seorang lelaki yang mampu membimbing ana dan yakin untuk hidup bersama ana bukan lelaki yang masih ragu-ragu dan tidak bersungguh untuk menjadi imam ana'

bersambung................

Read more...

Dikaulah..yang bernama wanita


Kau..yang bernama wanita
Terciptanya engkau dengan begitu indah
Bermulanya di jannah
Membawa rahmah dan mawaddah
Terciptanya engkau kerana sunyi dan resah
Seorang makhluk ALLAH bernama Adam
Kau tercipta dari rusuk kirinya yang bengkok
Kerana itulah..
Kau memerlukan insan bergelar Adam
Untuk meluruskanmu
Untuk melindungimu
Untuk menyayangimu
Untuk membimbingmu
Dan untuk mencintaimu








Kau..yang bernama wanita
Cantikmu bukanlah kerana parasmu
Cantikmu bukanlah kerana hartamu
Cantikmu bukanlah kerana perhiasan tubuhmu
Tetapi..indahnya dirimu itu
Kerana akhlak dan pekertimu
Kerana iman dan taqwamu
Kerana kasih dan malumu
Kau wujud kerana Adam
Tetapi..kau jualah yang bisa memusnahkan Adam
Kelembutanmu bisa menggoyahkan iman
Kemanjaanmu bisa menggegar jiwa
Tangismu bisa merobohkan ego nan perkasa







Kau..yang bernama wanita
Jadilah kau seperti Khadijah
Yang menjadi kekuatan perjuangan Rasulullah
Yang menjadi penguat jiwa Nabi yang gundah
Jadilah kau seperti Aisyah
Yang bisa membuat Nabi tersenyum dan tertawa
Kerana kasih dan manjanya
Kerana rasa cemburunya
Jadilah kau seperti Asiah
Yang bisa meranapkan keangkuhan seorang lelaki
Yang bisa menundukkan ebo dengan kelembutannya
Jadilah kau seperti Sumaiyah
Yang rela berkorban demi agama
Yang rela mati demi iman
Dan jadilah kau seperti Rabiatul Adawiyah
Yang kasih dan cintanya hanya pada ALLAH
Rukuk dan sujud hanya padaNYA
Jiwa dan raga hanya untukNYA




Kau..yang bernama wanita
Perhiasan terindah dunia
Penyeri hidup bahagia
Betapa dirimu berada di tempat yang mulia
Kerana dari rahimmu lahirlah
Para pencinta dan pembela agama
Jadikanlah..
Malu sebagai pakaianmu
Taqwa sebagai perhiasanmu
Ilmu sebagai penerang hidupmu
Jadilah kau wanita solehah
Yang dicemburui para bidadari syurga
Kerana sejatinya imanmu
Jadikanlah kelembutan itu penguat peribadi
Jadikanlah ketenangan itu penyeri hati
Jadikanlah kasih dan cintamu itu pendinding nurani
Kerana kau adalah..
Yang bernama wanita..


Read more...